Sabtu, 17 April 2010

Arab Ngojay

Lagu
Arab ngojay dina batok
Teuteuleuman bareng jeun entog
Panon beureum henteu dirasa
Pajar maneh enggeus biasa
dan seterusnya.

Dalam bahasa Indonesianya kurang lebih begini
Arab berenang dalam tempurung
Menyelam bersama entog
Mata merah engga dirasa
Karena udah terbiasa
dan seterusnya.

Pertama kali lagu itu saya dengan sekitar tahun 1982, waktu masa "Perpeloncoan"  masuk Sekolah Analis Kimia ITB. Kemarin, 2 hari yang lalu Pak Undang menuliskan baris pertama lagu tersebut dalam Face book pada "apa yang anda fikirkan" sehingga timbul pertanyaan siapakah pencipta lagu tersebut? kapan pertama kali dinyanyikan? siapakah yang mempopulerkannya? apakah makna yang terkadung di dalamnya? apakah lagu tersebut sudah populer di Malaysia?
Setelah googling, didapat link Arab ngojay? artikel tersebut dibuat pada tgl 24 april 2008 membahas arti dari lagu tersebut, dan mempertanyakan siapa penciptanya?
Mudah-mudahan rekan-rekan ada yang tertarik dengan lagu tersebut, menuliskanya lebih lengkap syair dan lirik, pencipta, mengarsipkanya.
Bila suatu saat, link Arab ngojay? dihapus oleh penulisnya, copyan artikelnya sebagai berikut:

Arab Ngojay?

Kalau orang sunda, mungkin pernah mendengar cuplikan bait lagu :
Arab ngojay dina batok, teuteuleuman bareng jeung entog….dst. kalau diterjemahkan artinya kedalam bahasa Indonesia Orang Arab berenang dalam tempurung kelapa pura-pura menyelam bersama bebek…
Awalnya saya tidak “ngeh” juga mengenai lagu ini lama-lama lho kok pas ya? Siapa yang menciptakan lagu ini, saya pun tidak tahu. Ini hanya sebagian lagu-lagu permainan masa kecil. Nenek saya yang mengajarkan. Nenek saya sering cerita hal-hal yang lucu atau memakai istilah-istilah yang aneh untuk sebutan orang-orang. Seperti halnya dulu saya mau menikah dengan suami saya yang orang Padang ini, nenek saya sempat kaget karena dia sering menyebut orang Padang dengan Padang Bengkok, kenapa nenek saya memanggil orang Padang dengan Padang Bengkok, katanya orang Padang sering ingkar janji makanya dibilang Padang bengkok? Lalu suami saya gimana? Iya…suami saya bukan suka ingkar janji tapi sering lupa bahwa dia sudah janji, contohnya? rahasia, biar dia tanya sendiri sama saya!! Saya ingat kok sampai sekarang..
Pindah lagi ke Arab,  maksud lagu itu katanya mencerminkan bahwa orang Arab itu sombong bagai tong kosong nyaring bunyinya. Entah kebetulan atau tidak, seumur hidup saya dan bertemu dengan orang Arab, pertemuan itu tidak berkesan di hati, kadang-kadang attitude mereka tidak melabelkan orang islam. Saya malu lho, jadi kesannya orang islam itu seperti begitu. Apalagi mereka hidup di negara yang buta tentang islam, contohnya Jepang.
Di Sapporo tempat saya tinggal dulu, banyak orang Arab yang bersekolah disana, ada yang dari Saudi, Turki, Iran, Irak, Mesir, dlsb. Mereka selalu berkelompok dengan kelompoknya sendiri, jarang berbaur dengan kita-kita padahal sesama muslim, katanya sesama muslim adalah saudara, say assalamu’alaikum juga jarang kalau kita tidak duluan yang menegur. Tetapi kalau ada acara halal bihalal muslim Hokkaido, pasal makan mereka paling rakus dan tidak ingat orang, kalau mengambil makan alas akbar benar, sudah gitu makanan yang diambil tidak habis lagi duh sayangnya. Kalau pergi ke bazar murah, menawar barang seperti memaksa dan barangnya yang ditawar itu tidak dilepasnya lagi, jadinya orang Jepang yang jualan itu dengan terpaksa menerima tawarannya, setelah pergi orang Arab baru dia bilang, dia tidak suka kalau ada orang Arab yang beli, ngotot. Suami saya pernah nyemprot orang Arab yang memotong antrian. Orang sudah penat-penat ngantri tiba-tiba dia masuk di depan, tanpa bersalah dia mengajak temannya lagi. Ibu-ibu Jepang yang ada dibelakangnya bilang ” Sumimasen, sumimasen!” sambil menunjuk ke belakang (menyuruh dia ngantri) tidak didengarnya. Akhirnya suami saya yang melihat panas dibuatnya.
“Hey, Q please!!! Are you moslim or not?”. Kebetulan suami saya sering ketemu dia juga di Mesjid kalau sholat Jum’at. Akhirnya dengan tertawa-tawa dia pergi ke belakang untuk mengantri. Kurang ajar benar itu orang, minta maaf pun tidak malah hahahehe.
Sekarang di Malaysia sudah dibanjiri orang Arab pula, ramai juga yang belajar di UTM. Bahkan ada satu dari Iran yang menjadi student suami saya. Sekarang dia bermasalah dengan salah seorang staff di tempat suami saya, gara-gara dia minta di run kan sample nya dengan cepat, padahal banyak sample yang lebih dulu dari dia yang harus di run. Sudah memaksa lalu dia bicara lagi bahwa dia berasal dari keluarga terpelajar di Iran dan bla..bla…Ya Staff itu marah lah, untuk apa dia bicara begitu, dia hanya minta tolong saja kok…Sampai sekarang staff itu tidak mau me run kan sample nya sebelum dia minta maaf. Student Iran itu tidak merasa bersalah lagi. Sekarang tidak tahu bagaimana jadinya.
Saya berpikir, banyak kejadian-kejadian mengerikan yang dialami para TKW kita di Arab, ada yang disiksa, diperkosa, tidak dibayar gaji dlsb. Kok orang islam seperti itu, patutlah kenapa agama, baik kristen atau islam dilahirkan di tanah Arab, mungkin  karena tingkah laku orang-orangnya seperti itu. Saya memang tidak boleh menyamaratakan semua orang Arab, ada yang baik dan berakhlak mulia juga, para nabi dan rosul serta sahabat-sahabatnya? Atau orang yang anda kenal mungkin. Tapi itulah sampai saat ini saya bertemu dengan orang Arab seperti itu.
Kalau masalah TKW memang bukan di Arab saja, di negara-negara lain pun banyak kejadian mengerikan, di Malaysia juga, tetapi yang saya bahas memang keberadaan orang Arab ini yang mencerminkan orang islam tulen gitu lho. Gejolak perang saudara terjadi dimana?  Padahal islam itu sangat cinta damai, itu salah satu contoh bahwa kesombongan dan tamak seperti sebutan yang menempel buat orang islam. ‘Audzubillahimindalik….. Jangan sampai ini terjadi pada kita, cukup kita jadikan pelajaran buat kita, supaya kita tidak termasuk golongan orang-orang seperti itu. Duh orang Arab jangan ngojay di tempurung aja atuh kalau benar-benar pandai berenang, berenanglah di kolam atau di laut sekali. Kalau benar-benar mengaku islam bersikaplah seperti seorang muslim. Mudah-mudahan saja.